3. SIFAT ALAMI PEMBELI INDUSTRI DAN PERILAKU PEMBELI
Untuk keefektifan dari pengembangan strategi pemasaran, pemasar industri
membutuhkan pengertian (pemahaman) tidak hanya sifat alami perusahaan pembeli
tapi juga perilaku pembelian dari industri.
1. Tujuan pembelian
Biasanya, pembelian digambarkan sebagai membeli item-item yang tepat dalam
kuantitas yang tepat, pada harga yang tepat, untuk pemesanan pada waktu yang
tempat yang tepat. Hal itu menjadi permasalahan manajemen untuk menggambarkan
apa yang “benar" untuk
masing-masing dimensi. Sasaran hasil dari
fungsi pembelian dengan singkat dinyatakan sebagai berikut:
A. Penyerahan
atau Ketersediaan
Salah satu sasaran utama akan memastikan bahwa
jasa dan barang-barang yang dibeli itu ada (tersedia) atau dikirimkan kapan dan
dimana saja jika diperlukan . Ini akan mencerminkan yang sangat buruk pada
hasil dari fungsi pembelian.
§ Kualitas Produk
Mutu (kualitas) produk harus konsisten dengan
spesifikasi dan penggunaan dari produk.
Hal itu dapat terjadi bahwa produk tersebut boleh bertemu dengan spesifikasi
Standard India (IS) atau Standard Inggris (BS), tetapi mungkin gagal pada shop-floor ketika digunakan pada mesin.
Adalah penting untuk memastikan kelangsungan pada mutu produk untuk mengurangi
ongkos pemeriksaan, gangguan di dalam proses produksi dalam kaitan dengan
penolakan, dan tenaga pengganti yang pengaturan ttg material yang ditolak.
Karenanya, mutu produk diperlakukan sebagai salah satu dari hasil sasaran
pembelian yang penting.
§ Harga Terendah
Para Pembeli suka membeli
dengan harga terendah yang sesuai dengan kualitas dan ketersediaannya produk. Pertimbangan harga para pembeli
merupakan objek yang sangat penting jika penyerahan dan
sasaran hasil mutu dijumpai, karena harga terendah tidak berarti, jika produk
tidaklah dikirimkan ketika diperlukan atau jika mutu dari produk adalah tak dapat diterima.
§ Service (Pelayanan)
Para pembeli industri memerlukan banyak jenis
jasa yang ikut pembelian barang-barang. Jasa ini
meliputi:
a.
memberikan informasi yang
akurat dari para penyalur
b.
aplikas atau bantuan teknis
c.
ketersediaannya onderdil (spare parts)
d. pekerjaan perbaikan dan kemampuan maintanance dan
e.
pelatihan, jika diperlukan
2. Hubungan Supplier
Untuk kembangkan suatu hubungan yang baik
para penjual / penyalur dalam waktu jangka panjang dan untuk mengembangkan
sumber persediaan baru.Yang penting untuk tujuan menuju keberhasilan membeli
ini dapat dipahami oleh fakta bahwa perusahaan pabrik biasanya membelanjakan
lebih dari 50 per sen dari hasil penjualan mereka pada setiap pembelian
Pemasar industri
perlu memahami tujuan hasil pembelian itu uraikan di atas berdasarkan pada
sasaran hasil perusahaan. Bagaimanapun, pembelian anggota dari suatu organisasi
dipengaruhi oleh kedua-duanya, objek
hasil pembelian yang menyangkut perusahaan dan objek hasil pribadi.
§ Objek
Pribadi
Objek pribadi dari pembeli industri
(keanggotaan pusat pembelian) termasuk hal : status lebih tinggi, jaminan
kerja, kenaikan gaji, promosi dan pertimbangan sosial ( seperti: persahabatan,
hubungan satu sama lain diuntungkan, dan sasaran hasil pribadi).
Para pembeli industri
berusaha mencapai kedua-duanya : sasaran hasil pembelian organisasi dan sasaran
hasil pribadi. Pemasar industri perlu menyadari bahwa hal tsb penting untuk
mencukupi tidak hanya pembelian sasaran hasil dari suatu perusahaan industri
tetapi juga sasaran hasil pribadi dari
anggota pembelian.
3. Aktivitas Pembelian
` Aktivitas Pembelian industri terdiri dari berbagai tahap ( atau langkah)
tentang proses pengambilan keputusan pembelian. Arti penting untuk diberikan
kepada berbagai tahap akan tergantung atas jenis pembelian atau situasi
pembelian Pemasar industri perlu memahami kedua-duanya tahap : proses pengambilan keputusan dan jenis situasi pembelian. " Robinson,
Faris dan Wind" mengembangkan 8 tahap proses pengambilan keputusan pembelian
di (dalam) pasar barang industri di tahun 1967, dan disebut proses "Buyphases".
1.
Kenali suatu Masalah atau Kebutuhan.
Pengenalan
suatu kebutuhan atau masalah boleh memulai di dalam pembelian perusahaan atau
boleh juga dikenali oleh suatu pemasar yang cerdas. Ketika mutu material yang
disediakan oleh penyalur yang ada tidaklah memuaskan, atau material tidak
tersedia ketika diperlukan, atau mesin yang disediakan oleh penyalur yang ada
rusak (juga sering terjadi), pembelian organisasi harus mengenali masalah itu.
Jika suatu pemasar industri mengidentifikasi suatu masalah di dalam pembelian
organisasi dan menyarankan bagaimana masalah bisa dipecahkan, akan ada suatu
kemungkinan lebih baik tentangnya yang sedang terpilih sebagai penyalur.
2.
Penentuan terhadap
Aplikasi atau Karakteristik tentang Kualitas Produk yg diperlukan.
Sekali ketika masalah dikenali di dalam atau di luar itu
pembelian organisasi, tahap yang berikutnya adalah bagaimana cara
memecahkan masalah itu. Perusahaan pembelian akan mencoba untuk menjawab
pertanyaan seperti: " Jenis seperti apa jasa atau produk yang bisa
dipertimbangkan? "Kuantitas produk seperti apa yang diperlukan?" dan
seterusnya.
Untuk produk teknis, departemen yang teknis ( R&D,
industri rancang-bangun, produksi, atau pengendalian mutu) akan menyarankan
solusi yang umum menyangkut produk yang diperlukan.
Untuk
barang-barang dan jasa bukan teknis, baik
departemen pemakaian (user) maupun
departemen pembelian boleh menyarankan jasa atau produk, berdasar pada
pengalaman dan juga kuantitas yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu.
Bagaimanapun juga, jika informasi yang diperlukan tidaklah tersedia secara
internal di dalam pembelian organisasi, maka yang sama dapat diperoleh dari
sumber yang berada di luar.
3.
Pengembangan terhadap
Spesifikasi atau Deskripsi Produk yang diperlukan
Tahap 2 dan 3 berhubungan sangat erat. Setelah solusi
yang umum kepada masalah ditentukan pada tahap yang kedua. Organisasi
pembelian, di dalam langkah yang ketiga, mengembangkan suatu statemen yang
tepat menyangkut karakteristik atau spesifikasi dari jasa atau produk yang diperlukan. Selama
langkah ini diambil alih oleh departemen
pembelian untuk bantuan dari personil teknis mereka, atau jika diperlukan
gunakan sumber dari luar seperti para penyalur atau konsultan. Pemasar industri
mempunyai suatu kesempatan besar untuk dapat dilibatkan pada langkah ini dengan
membantu organisasi pembeli untuk mengembangkan karakteristik dan spesifikasi
produk. Hal itu akan memberikan suatu keuntungan terbatas dengan memastikan
bahwa produk yang diperlukan meliputi spesifikasi dan karakteristik produk
perusahaannya.
Program Awal
Keterlibatan Penyalur ( ESI = Early Supplier Involvement ) .
Tenaga ahli bidang produksi ( atau operasi) berkata : sekitar
80 % dari biaya total suatu produk diputuskan sebelum produksi dijual. Pertama
ketika produksi yang komersil dimulai, setiap perubahan dalam spesifikasi atau
disain akan menjadi sangat mahal. Oleh karena itu, penting bahwa para penyalur
dilibatkan pada awal langkah-langkah untuk mengembangkan spesifikasi. Sebagai
tambahan, pembelian setiap orang pada
perusahaan perlu dimasukkan ke dalam proses disain.
Kebanyakan perusahaan melibatkan orang-orang yang membeli sebagai
anggota dari " Team pengembangan fungsional silang ". Praktek
ini adalah juga disebut seperti " Program Awal Keterlibatan Pembelian
(EPI=Early Purchasing Involvement)". Kontribusi Utama dari pembelian ke
EPI program meliputi:
a.
Memiilih dengan benar para
penyalur sebagai mitra,
b.
Merekomendasikan
sumber-sumber alternatif yang ada.
c.
Indentikasi kemampuan inti
pada perusahaan tersebut.
4.
Carilah dan
Kualifikasikan terhadap para penyalur yang potensial
Pada tahap ini, organisasi pembelian mencari-cari para
penyalur atau penjual yang bisa diterima. Langkah pertama yang diambil oleh
pembeli adalah memperoleh informasi pada semua penyalur yang tersedia dan
kemudian, di langkah yang kedua , memutuskan persyaratan para penyalur dan
kualifikasi penyalur yang bisa diterima. Pencarian untuk para penyalur
potensial berdasar pada berbagai sumber pada informasi seperti majalah dagang,
panggilan penjualan, secara lisan, katalog, pertunjukan perdagangan, dan
direktori industri.
Kecakapan para penyalur bisa diterima akan tergantung pada:
a. Jenis pembelian organisasi
b. Situasi pembelian
c. Pengambilan keputusan anggota
Bagaimanapun juga, biasanya faktor seperti
mutu barang atau jasa, kehandalan di dalam penyerahan barang, dan
dipertimbangkannyapada kualifikasi (kecakapan) para penyalur.
5.
Memperoleh dan Menganalisa Proposal
Penyalur
Pertamakali ketika para penyalur yang berkualitas
diputuskan, organisasi pembelian memperoleh proposal dengan pengiriman
permintaan keterangan terhadap para penyalur yang berkualitas tersebut. Suatu
proposal penyalur dapat dalam bentuk penawaran formal, kutipan, atau suatu
penawaran formal lainnya, yang disampaikan oleh penyalur kepada organisasi
pembelian. Hal yang diperlukan meliputi:
a. Spesifikasi produk
b. Harga
c. Periode penyerahan
d. Terminologi (cara) pembayaran
e. Pajak dan tugas-tugas yang bisa
diterapkan
f. Biaya transportasi (atau muatan)
g. Biaya pemindahan asuransi
h. Biaya relevan yang lain atau penyajian jasa-jasa gratis.
Karena adanya pembelian rutin terhadap jasa atau produk,
tahap 4 dan 5 boleh terjadi dilakukan secara serempak, yaitu ketika pembeli
boleh menghubungi para penyalur yang berkualitas untuk mendapatkan informasi
terakhir mengenai harga dan periode penyerahan.
Untuk produk dan jasa yang kompleks secara teknis, banyak
waktu yang dikeluarkan pada penganalisaan proposal dalam kaitan dengan
perbandingan atas produk, jasa, penyerahan, dan biaya perolehan (yang meliputi
harga setelah potongan setelah pajak, pajak penjualan, muatan, dan asuransi).
6.
Evaluasi terhadap Proposal dan Seleksi
(pemilihan) para Penyalur
Organisasi
pembelian mengevaluasi proposal para supplier dalam bersaing dan memilih satu
atau lebih para penyalur. Negosiasi selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
memilih para penyalur berdasarkan harga, terminologi (cara) pembayaran,
penyerahan, dan seterusnya. Pembuat keputusan di dalam organisasi pembelian
dapat mengevaluasi masing-masing penyalur atas satu set (paket) atribut atau
factor yang disetujui. Sebagai contoh,
masing-masing para penyalur dievaluasi atas masing-masing atribut dengan memberi
suatu beban (atau arti penting) pada
masing-masing atribut dan menggunakan skala 100%, seperti ditunjukkan pada
tabel 3.1. Pada tabel 3.1,
total score Penyalur atau penilaian maksimum 57 yang terpecahkan untuk satu
penyalur. Proses ini diulangi untuk para penyalur
yang lain juga. Para penyalur yang mendapatkan total score yang paling
tinggi akan diterima bisnisnya atau
pesanan dari organisasi pembelian.
Jika suatu
pembelian perusahaan menghadapi masalah apakah membuat atau membeli keputusan,
proposal penyalur dibandingkan dengan item-item biaya produksi yang diperlukan
di dalam organisasi pembelian. Jika hal itu diputuskan untuk membuat item di
dalam pembelian organisasi, proses pembelian dihentikan pada langkah ini.
Tabel 3.1 : Sistem Evaluasi Penyalur ( Supplier ).
Atribut
( Faktor )
|
Beban
( Penting )
|
Keberhasilan
Penyalur
|
Penilaian Penyalur
( Score )
|
Kualitas (mutu)
Penyerahan
Harga
Jasa
Fleksibilitas
|
30
25
15
20
10
|
0,8
0,4
0,6
0,6
0,2
|
30 x 0,8 = 24
25 x 0,4 = 10
15 x 0,6 = 9
20 x 0,6 = 12
10 x 0,2 = 2
|
Total
|
100
|
57
|
7.
Seleksi (pemilihan)
dari Rutinitas Pesanan.
Pada langkah ini, mekanika pertukaran barang-barang dan sevices antara
seorang pembeli dan seorang penjual terpecahkan. Aktivitasnya meliputi:
a.
Penempatan pesanan dengan
para penyalur yang terpilih.
b.
Kwantitas (jumlah) yang
dibeli dari masing-masing penyalur
c.
Frekwensi penempatan pesanan
oleh para pembeli dan penyerahan jadwal untuk pegangan yang dipertahankan oleh
penyalur
d.
Tingkat kebutuhan inventori
e.
Kelanjutan dari penyerahan
yang aktual untuk memastikan terjadinya penyerahan per jadwal
f.
Terminologi (cara) pembayaran untuk dipertahankan
oleh pembeli
Departemen Pemakai ( atau memberi Pemesanan) tidak akan
dicukupi sampai penyalur membawa item yang diperlukan per jadwal penyerahan,
dan dengan mutu bisa diterima.
8.
Pencapaian Umpan Balik dan Evaluasi
pos-pos Pembelian
Di dalam tahap
akhir ini, suatu tinjauan ulang formal atau informal mengenai keberhasilan dari
tiap penyalur ( atau penjual) berlangsung. Departemen pemakai memberi suatu umpan balik pada hal apakah item yang
dibeli tidak memecahkan masalah atau. Jika bukan, anggota dari satuan pengambil keputusan meninjau ulang
keputusan yang lebih awal mereka dan memutuskan untuk memberi suatu kesempatan
kepada penyalur yang ditolak.
4.
Tipe-tipe Pembelian
1.
Pembelian Baru (Tugas baru).
Pada situasi ini perusahaan membeli item-item untuk yang
pertama kalinya. Kebutuhan akan suatu pembelian baru mungkin ada dalam kaitan
dengan faktor eksternal atau internal. Sebagai contoh, ketika suatu perusahaan
memutuskan untuk menganeka ragamkan ke dalam produksi baru atau jasa, maka
mengharuskan adanya pembelian suatu mesin baru, material, atau komponen. Di
dalam situasi pembelian yang baru, para pembeli sudah membatasi pengetahuan dan
ketiadaan pengalaman sebelumnya. Karenanya, mereka harus memperoleh berbagai
informasi tentang produk, para penyalur, harga dan seterusnya. Di dalam
keputusan tugas yang baru membutuhkan hal :
a.
Pengeluaran biaya yang sangat besar
b.
Resiko menjadi lebih (bertambah) tinggi
c.
Pengumpulan Informasi yang
cukup banyak dan akurat
d.
Keputusan mungkin memerlukan
lebih banyak orang yang dilibatkan di dalam pengambilan keputusan sehingga
menyebabkan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai sebuah keputusan yang
bulat.
Pada situasi pembelian baru ini merupakan kesempatan dan
tantangan yang terbesar. Penjualan yang rumit berhubungan dengan pembelian
awal, banyak perusahaan yang menugasi wiraniaga seniornya yang telah
berpengalaman dan terbaik dibidangnya dalam misi penjualan ini. Contoh tipe
pembelian baru seperti pembangunan gedung untuk kantor, pabrik dan lainnya,
kemudian pembentukan sistem komunikasi baru, maupun hal lain yang sifatnya dari
belum ada menjadi ada.
2.
Pembelian ulang
dengan Penyesuaian ( mungkin adanya perubahan pada penyalur atau dimodifikasi pembelian kembali ).
Suatu modifikasi situasi pembeli kembali terjadi ketika
organisasi tidaklah dicukupi dengan kinerja dari para penyalur yang ada, atau kebutuhan yang
muncul untuk pengurangan biaya atau peningkatan mutu. Perubahan di
dalam penyalur mungkin juga diperlukan jika orang-orang teknis pada organisasi
pembelian meminta untuk merubah dalam hal spesifikasi produk, atau departemen
pemasaran meminta corak tambahan pada produk untuk memperoleh beberapa manfaat
bersaing (kompetitif). Sebagai hasilnya, pencarian
informasi tentang sumber alternatif penyalur menjadi sangat diperlukan.
Walaupun atribut faktor tertentu dapat digunakan untuk mengevaluasi para
penyalur, mungkin ada ketidak-pastian mengenai penyalur yang dapat diketahui
dengan cara yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya menyangkut pembelian
perusahaan. Bagaimanapun, yang dimodifikasi pada situasi pembelian kembali
terjadi kebanyakan ketika perusahaan pembelian tidaklah dicukupi dengan kinerja
(keberhasilan) dari para penyalur yang
ada.
Kebanyakan suatu multi produk, perusahaan multi penempatan memutuskan untuk
merubah riset pemasaran perusahaan yang ada sebab perusahaan tidaklah cukup
dengan laporan kualitas yang disampaikan
oleh riset pemasaran perusahaan pada produk bahan kimia. Perusahaan telah
merencanakan untuk menganeka ragamkan dan tekun (giat) untuk mendapat/kan
informasi pada persainga, (kompetisi) , pelanggan potensial, peramalan
permintaan jangka panjang, dan lainnya, dari laporan survei pemasaran.
Bagaimanapun, informasi yang didapat dari laporan riset pemasaran perusahaan
adalah tidak akurat dan samar-samar. Oleh karena para eksekutif Senior
dari perusahaan, memutuskan untuk
mengganti supplier (penyalur) yang ada.
Pada pembelian ulang dengan penyesuaian ini juga
menerangkan situasi dimana pembeli menginginkan penyesuaian dari berbagai hal
seperti spesifikasi produk, harga, persyaratan pengiriman dan persyaratan lain.
Dalam kondisi ini, pemasok atau supplier lama merasa
cemas dan harus berusaha mempertahankan alasan mereka mengenai apa yang mereka
jual kepada perusahaan. Kemudian pemasok baru akan berupaya memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk mengajukan penawaran yang lebih menarik untuk
mendapatkan peluang atau celah penjualan untuk produk dan jasa mereka.
3.
Pembelian Ulang Langsung ( atau langsung
pembelian kembali )
Situasi ini terjadi ketika
organisasi pembelian memerlukan jasa atau produk tertentu yang secara
terus-menerus (rutinitas) dimana produk/jasa pernah terbeli pada masa lalu.
Dalam hal situasi yang demikian, organisasi pembelian memesan lagi atau
mengulangi tempat pemesanan dengan para penyalur yang sekarang dengan menyediakan
materi seperti masa lalu . Ini berarti bahwa produk, harga, periode penyerahan,
dan terminology (cara) pembayaran merupakan sisanya dari pemesanan kembali, per
pesanan pembelian yang asli. Ini adalah suatu keputusan rutin dengan resiko
rendah dan lebih sedikit informasi yang diperlukan, dan diatasi oleh seorang
eksekutif yunior pada departemen pembelian. Pada umumnya, perusahaan pembelian
tidak merubah para penyalur yang ada jika kinerja keberhasilan mereka (pada
ukuran-ukuran kinerja yang dibentuk atau ditetapkan perusahaan) sangat
memuaskan.
Para pemasok atau supplier
yang telah lama beroperasi memberikan pelayanan berypa menjaga kualitas produk
dan jasa. Dan mereka kadang menawarkan sistem otomatis pemesanan ulang untuk
menghemat waktu dan biaya.
Para pemasok atau supplier
baru akan berupaya menawarkan sesuatu yang baru agar perusahaan pembeli
mempertimbangkan sejumlah pembelian kepada mereka walaupun dalam jumlah
pemesanan yang kecil dahulu dan akan dilanjutkan dengan berusaha meningkatkan
kuantitas atau jumlah penjualan pada perusahaan tersebut.
5. Teknik Pembelian
Pemahaman pembelian organisasi menjadi lebih
mudah jika hal itu dibagi menjadi beberapa tahapan pembelian yang berbeda (yang
disebut buyphases) dan tahap ini diteliti di bawah situasi pembelian yang
berbeda (yang disebut buyclasses).
Robinson dan lainnya sudah merumuskan
kerangka kerja pembelian, yang dikombinasikan dengan 3 jenis situasi pembelian
(buyclasses) dengan 8 tahapan proses pengambilan keputusan pembelian
(buyphases). Suatu analisa mengenai "buyphases" dalam hubungan dengan
"buyclasses" memberi hasil menarik, yang diringkas pada keterangan di
bawah ini :
1. Semua delapan tahap pada proses pembelian
industri adalah dapat digunakan untuk situasi pembelian yang baru.
Bagaimanapun, dalam hal memodifikasi pembelian kembali dan situasi pembelian
kembali yang langsung, hanya sebagian dari tahap pembelian (buyphases) yang
bisa diterapkan.
2. Yang paling sulit terjadi adalah situasi
pembelian untuk suatu tugas baru didalam tahap pembelian (buyphases) pada
pengenalan masalah dan penentuan spesifikasi dan karakteristik produk. Hal
ini sulit karena jumlah maksimum
pada anggota pengambilan keputusan dan
orang yang berpengaruh dilibatkan.
3. Memodifikasi situasi pembelian kembali
tidaklah sangat sulit untuk ditangani
4. Situasi pembelian kembali langsung dapat
ditangani dengan cara yang rutin.
6. Buying centre
Pusat pembelian kadang-kadang dikenal sebagai Unit / Satuan Pengambil
Keputusan atau Kelompok Pembelian. pusat Pembelian atau satuan pengambil
keputusan adalah suatu alat yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan sbb :
" Siapa yang terlibat didalam keputusan pembelian pada suatu
organisasi industri?"
Hal itu digambarkan sebagai
tubuh dari semua kelompok atau individu yang mengambil bagian di dalam proses
keputusan pembelian dan siapa yang mempunyai objek yang saling ketergantungan
dan berbagai resiko umum.
Sebelum mengidentifikasi kelompok
dan individu yang terlibat didalam proses pengambilan keputusan Pembelian,
adalah hal penting untuk memahami peranan dari anggota pusat pembelian.
Pemahaman tentang peranan dari pusat pembelian akan membantu pemasar industri
untuk mengembangkan suatu strategi promosi yang efektif.
Peranan Pusat Pembelian
Ada 6 peranan
pada anggota Pusat Pembelian, peranan itu adalah :
1.
Para
Pemrakarsa.
Kategori ini meliputi individu yang pertama kalinya
mengenali suatu masalah atau suatu kebutuhan, yang bisa dipecahkan dengan
pembelian pada produk atau jasa. Para Pemrakarsa bisa siapapun yang berada di
dalam perusahaan pembelian. Sering, para pemakai suatu produk atau jasa bermain
dalam peranan pada pemrakarsa.
2.
Para
Pembeli.
Tanggung-jawab atau Peran Utama para pembeli adalah:
a.
Memperoleh pembatasan (atau
penawaran) dari para penyalur.
b.
Evaluasi dan pemilihan (seleksi) Penyalur
c.
Negosiasi
d.
Proses pesanan pembelian
e.
Mempercepat penyerahan dan penyerahan normal
(umum)
f.
Menerapkan kebijakan pembelian pada organisasi
Yang pada umumnya, mereka yang melakukan pembelian (atau
material) adalah para eksekutif dan pegawai.
3.
Para
Pemakai.
Ini meliputi individu yang menggunakan jasa atau produk
yang akan dibeli. Seringkali para pemakai melakukan peranan dari para pemrakarsa. Pengaruh dari para pemakai di dalam keputusan pembelian
mungkin bertukar-tukar dari peranan sebagai pelengkap atau peranan yang utama.
Mereka boleh menggambarkan spesifikasi dari
produk diperlukan. Mereka mungkin adalah para pekerja dipertokoan,
insyinyur pemeliharaan , atau insinyur R & D.
4.
Para Pengaruh.
Mereka menjadi individu yang bisa mempengaruhi keputusan
pembelian. Biasanya, orang-orang teknis ( seperti insinyur disain, insinyur
pengendalian mutu) mempunyai suatu pengaruh
yang substansi pada keputusan pembelian. Sekali waktu individu di luar organisasi itu , seperti tenaga ahli atau
konsultan, memainkan peranan sebagai para pengaruh dengan menggambar kan
spesifikasi produk atau jasa.
5.
Para
Penentu pembelian.
Keputusan
pembelian yang nyata adalah dibuat oleh penentu pembelian. Penentu pembelian
mungkin merupakan satu satu individu dilibatkan di dalam keputusan pembelian. Merupakan hal sangat penting untuk mengidentifikasi
penentu pembelian, walaupun kadang-kadang mungkin merupakan tugas yang sulit.
Biasanya, untuk pembelian yang rutin,
pembeli (atau membeli eksekutif)
mungkin menjadi penentu pembelian. Tetapi, untuk penilaian yang tinggi (sulit)
dan produk secara teknis kompleks, para eksekutif senior menjadi penentu
pembelian.
6.
Para
Penjaga pintu.
Mereka menjadi individu yang bisa mengendalikan (atau menyaring) alir
informasi mengenai produk dan jasa kepada anggota dari pusat pembelian. Kadang-Kadang penjaga pintu
boleh mengendalikan pertemuan-pertemuan orang-orang (masyarakat) penjualan
dengan anggota dari pusat pembelian.
Penjaga pintu kadang para orang yunior atau asisten yang berkait dengan manajer
pembelian (atau material).
Pemasar
industri, setelah memahami peranan dari
anggota pusat pembelian, harus meng-identifikasi individu dan kelompok
yang menjadi anggota pusat pembelian.
Penekanan di dalam pusat pembelian adalah pada kelompok yang berorganisasi,
yang merupakan area yang fungsional, yang mengambil bagian di dalam proses
pengambilan keputusan untuk pembelian.
7. The Webster and Wind model & The
Sheth model
Variabel lingkungan:
Fisik, Teknologi, Ekonomi
Politik ,hukum, Budaya
Permintaan konsumen
Praktek persaingan dan tekanan
Informasi pemasok
Variabel organisasi:
Tujuan dan Struktur organiasi,
Prosedur dan kebijakan pembelian
Sistem evaluasi dan imbalan
Tingkat desentralisasi dalam pembelian
Variabel buying centre
Otorisasi, pengukuran
Pengaruh kunci
Hubungan antar pesonal dan komunikasi
Variabel individu
Tujuan personal, Pendidikan
Pengalaman dan keahlian
Nilai, Posisi dalam pekerjaan
Gaya hidup dan Pendapa
Keputusan pembelian organisasional
Pemilihan pemasok
Keputusan penundaan dan pencarian
informasi
Membuat, menyewa atau membeli
Tidak membeli
Kesimpulan :
Untuk keefektifan dari pengembangan strategi pemasaran, pemasar industri
membutuhkan pengertian (pemahaman) tidak hanya sifat alami perusahaan pembeli
tapi juga perilaku pembelian dari industri.
1. Tujuan pembelian
penyalur / penjual didalam penyerahan
menjadi ukuran yang paling utama selagi penjual mengevaluasi di dalam
kebanyakan kasus.
§ Kualitas Produk
§ Harga Terendah
§ Service (Pelayanan)
Para pembeli industri memerlukan banyak jenis
jasa yang ikut pembelian barang-barang. Jasa ini
meliputi:
f.
memberikan informasi yang
akurat dari para penyalur
g.
aplikas atau bantuan teknis
h.
ketersediaannya onderdil (spare parts)
i.
pekerjaan perbaikan dan
kemampuan maintanance dan
j.
pelatihan, jika diperlukan
2. Aktivitas
Pembelian
Fase dalam proses pembelian:
Menyadari kebutuhan dan masalahnya
Penetapan karakteristik dan jumlah produk yang di beli
Mengembangkan spesifikasi atau diskripsi produk yang diperlukan
Pencarian pemasok yang berkualitas
Menetapkan dan analisis pemasok
Evaluasi usulan dan selsksi proposal
Seleksi jalur pemesanan
Penilaian kinerja dan evaluasi pasca pembeli
3. Tiga Tipe Pembelian
Pembelian baru
Perusahaan baru pertama kali membeli
Perubahan pemasok
Perusahaan tidak puas dengan kinerja pemasok yang sekarang
sehingga mengganti pemasok untuk pembelian produk yang sama
Pembelian ulang
Organisasi/perusahaan memerlukan pembelian produk secara
berkelanjutan
4. Buying Centre (buying decision making unit)
Buying centre merupakan kumpulan individu atau kelompok yang
berpartisipasi dalam keputusan pembelian
Tugas buying centre sebagai:
Inisiator
Pembeli
Pengguna
Orang yang berpengarih pengambil keputusan
Gatekeepers Anggota Buying Centre
Top manajer
Pakar ( orang bagian teknik dan fungsional)
Pembeli
Orang dari bagian keuangan
Orang dari bagian pemasaran
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:tCGiZxFM3isJ:heru_p.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40868/Manajemen%2BPemasaran%2BIndustri.doc+&cd=3&hl=ban&ct=clnk&gl=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar